Yuk Bantu Adik Asuh Tebus Ijazah Sekolah

Tentang Program
Sesuai namanya, Tegar (19 tahun) benar-benar tegar dalam menjalani beratnya mencari penghidupan. Lulusan salah satu SMK di Depok, Jawa Barat tersebut terpaksa menggunakan ijazah SMP untuk melamar kerja. Setelah ditolak di berbagai tempat kerja, akhirnya diterima di sebuah kedai makan sederhana. Ia bertekad mengumpulkan uang dari upah bekerjanya untuk menebus ijazah SMK-nya.
Harapannya, dengan ijazah SMK bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan sesuai dengan jurusan yang diambilnya, sehingga warga Kampung Duren Baru, Depok tersebut bisa memperbaiki perekonomian keluarga. Namun setelah beberapa bulan bekerja, belum juga ada uang yang dapat disisihkan untuk menebus ijazah lantaran penghasilan yang sangat minim langsung habis untuk keperluan sehari-hari.
Nasib hampir serupa dialami Lita (18 tahun). Putri seorang guru ngaji ini juga harus berjuang demi bisa mendapatkan ijazah SMK-nya. Kondisi ekonomi keluarganya yang terbatas, membuat Lita tidak mampu menyelesaikan pembayaran sekolahnya. Seusai sekolahnya, ia tidak bisa langsung mendapatkan ijazahnya karena syaratnya harus bisa melunasi tagihan biaya sekolah.
Dengan modal ijazah SMP, warga Sudimara, Tanggerang tersebut mencari pekerjaan guna mendapatkan uang untuk menebus ijazah SMK. Namun sampai sekarang pekerjaan belum didapat, semua tempat kerja yang didatanginya menolak ijazah SMP.
Begitu juga dengan Abdul Ghofur (18th). Lulusan salah satu SMK di Tambun, Bekasi, Jawa Barat tersebut belum dapat menebus ijazahnya. Sejak masih sekolah SMK, ayahnya meninggal dan sebagai putra sulung ia pun menjadi tukang ojek daring (online) menggantikan almarhum mencari nafkah.
Ia sangat ingin dapat menebus ijazah SMK dan bekerja sesuai dengan jurusannya. Namun meski sudah hampir setahun lulus, warga Cakung, Jakarta Timur tersebut belum juga dapat mengumpulkan uang untuk melunasi tunggakan sekolah karena penghasilannya yang tidak seberapa tersebut langsung habis untuk habis untuk menghidupi ibu dan adik-adiknya.
Tak sedikit lulusan SMK/SMA dan orang tuanya yang mengeluhkan penahanan ijazah tersebut. Di meja kerja program Indonesia Belajar (IB) Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) saja setidaknya sudah ada 50 proposal calon adik asuh yang termasuk dari Tegar, Lita dan Abdul Ghofur.
Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) sangat ingin memfasiltasi keluhan para calon adik asuh yang kesulitan dalam menyelesaikan pembiayaan guna pengambilan ijazah sekolah. Oleh karena itu, IB BWA secara khusus membuat project Bantuan Pendidikan Jemput Ijazah.
Target dari project Bantuan Pendidikan Jemput Ijazah ini ada Tiga. Pertama, agar siswa/siswi dhuafa dapat melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga dapat menambah kualitas hidupnya. Kedua, agar penerima manfaat dapat melamar pekerjaan, sehingga dapat menambah kualitas hidupnya. Ketiga, agar perekonomian keluarga dhuafa dapat berubah ke yang lebih baik dan sebagai salah satu usaha pengentasan pengangguran.
Guna mencapai tujuan tersebut, BWA mengajak kaum Muslim menjadi kakak asuh dengan berdonasi melalui Program IB Bantuan Pendidikan Jemput Ijazah. Semoga dengan wasilah berdonasi ini Allah SWT memberikan pahala berlipat ganda dan dimudahkan kita di dunia dan akhirat.
Dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang Muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya” (HR Muslim, Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke-36)
Belum ada pembaruan kampanye.